19/08/13

Peristiwa 65: Mantan Tahanan Politik Perempuanť, Rabu 21 Agustus

Bagaimana pergulatan pikiran dan batin
para mantan Tahanan Politik Perempuan
dari “Peristiwa ’65”?

Mari datang ke "Rabu
Perempuan" :)
Rabu 21 Agustus 2013, Jam 18.00-20.00 WIB, di Kedai
Tjikini,
Jl.
Cikini Raya No. 17, Jakarta Pusat
(dekat Kantor Pos Kali Pasir, dan di seberang
Menteng Huis).

Institut Ungu dan Pentas Indonesia sedang
mempersiapkan
PERTUNJUKAN TEATER: “NYANYI SUNYI KEMBANG-KEMBANG GENJER”
(akan dipentaskan di Gedung
Kesenian Jakarta, 14-17 November 2013).

“Nyanyi Sunyi
Kembang-Kembang Genjer” mengangkat kisah tentang pergulatan pikiran dan batin
para mantan tahanan politik perempuan berumur 70 an hingga 85 tahun
yang pernah dipenjara dan dibuang ke Plantungan .
Drama ini akan melihat
bagaimana lima perempuan ini bertahan menghadapi hari-hari di masa tuanya,
kenangan akan masa mudanya, pergulatan menghadapi pengalaman pahit dan
traumanya akibat kekerasan seksual dan stigma negatif yang menempel di
sepanjang hidupnya, serta harapan-harapannya.
Pengalaman hidup masa
lalu mereka merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang ikut membentuk
generasi sekarang termasuk cucunya sendiri.
Kisah lima perempuan
ini juga harus dihadapi oleh Minghayati, cucu salah seorang dari Eyang ini,
baik sebagai tantangan pribadi dan keluarga maupun sebagai generasi muda yang
memikirkan realitas negerinya.
Dalam “Rabu Perempuan”
ini, kami akan menghadirkan “Faiza Mardzoeki”, Produser, Penulis naskah dan
Sutradaranya, untuk berbagi mengenai visi, proses penulisan naskah dan proses persiapannya
selama ini.
Selain itu
menghadirkan tiga pemain “Nyanyi Sunyi Kembang-Kembang Genjer”: Laksmi
Notokusumo, Pipien Putri dan Ira
Wita untuk membacakan cuplikan naskahnya.

Sejumlah bagian dari penjualan Kedai
Tjikini pada hari Rabu adalah untuk “Pundi Perempuan”, wadah dana solidaritas dari publik
bagi perempuan korban kekerasan.
Dana tersebut
akan disalurkan untuk mendukung kerja Lembaga Pengada Layanan/Women Crisis Center
(WCC). WCC menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai bentuk
bantuan, di antaranya bantuan hukum, bantuan layanan psikologis, dan penyediaan
rumah aman untuk perlindungan korban.

Terima kasih untuk Kehadirannya :)


Indonesia untuk
Kemanusiaan (IKA),
danKOMNAS Perempuan.

Tidak ada komentar: